CARA MUDAH BUDIDAYA
BUAH NAGA
Buah naga dikelompokan kedalam
keluarga tanaman kaktus. Meskipun dikenal sebagai buah dari Asia, tanaman ini
aslinya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Pada tahun
1870, bangsa Perancis membawa buah naga dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman
hias. Karena rasanya manis, buah naga kemudian dikonsumsi secara meluas di
Vietnam dan Cina.
Di Indonesia, buah naga mulai
populer sejak tahun 2000. Tidak jelas benar siapa yang pertama kali
mengembangkannya. Diperkirakan buah naga yang masuk ke negeri kita berasal dari
Thailand dan dibudidayakan oleh para pehobi tanaman secara sporadis.
Saat ini terdapat beberapa
spesies tanaman buah naga yang banyak dibudidayakan. Jenis-jenisnya buah
populer yaitu:
·
Hylocereus undatus kulitnya merah dengan daging
buah putih
·
Hylocereus polyrhisus kulit merah dengan daging
buah merah
·
Hylocereus costaricensis kulit merah dengan
daging buah merah pekat agak keunguan
·
Hylocereus megelanthus kulitnya berwarna kuning
dengan daging buah putih.
Budidaya buah naga sangat cocok
dengan kondisi iklim dan alam Indonesia. Tanaman ini tumbuh optimal pada
ketinggian 0-350 meter dpl dengan curah hujan sekitar 720 mm per tahun. Suhu
udara ideal bagi pertumbuhan buah naga berkisar 26-36 derajat celcius.
Memilih bibit buah naga
Tanaman buah naga bisa
diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif yaitu memperbanyak
tanaman dari biji. Benih diambil dengan cara mengeluarkan biji dari buah naga
terpilih. Cara ini sedikit sulit dan biasanya dilakukan oleh para penangkar
berpengalaman.
Cara vegetatif relatif lebih
banyak dipakai karena lebih mudah. Budidaya buah naga dengan cara vegetatif
lebih cepat menghasilkan buah. Selain itu, sifat-sifat tanaman induk bisa
dipastikan menurun pada anaknya. Berikut ini langkah-langkah penyetekkan buah
naga:
·
Penyetekkan dilakukan terhadap batang atau
cabang tanaman yang pernah berbuah, setidaknya 3-4 kali. Hal ini berguna agar
hasil setek bisa berproduksi lebih cepat dan produktivitasnya sudah ketahuan
dari hasil buah terdahulu.
·
Pilih batang yang berdiameter setidaknya 8 cm,
keras, tua, berwarna hijau kelabu dan sehat. Semakin besar diameter batang akan
semakin baik, karena batang tersebut akan jadi batang utama tanaman.
·
Pemotongan dilakukan terhadap batang yang
panjangnya sekitar 80-120 cm. Jangan dipotong semua, sisakan sekitar 20%,
bagian yang 80% akan dijadikan calon bibit.
·
Potong-potong batang calon bibit dengan panjang
sekitar 20-30 cm. Ujung bagian atas dipotong rata, sedangkan pangkal bawah yang
akan ditancapkan ke tanah dipotong meruncing. Gunanya untuk merangsang
pertumbuhan akar.
·
Potongan setek harus memiliki setidaknya 4 mata
tunas. Panjang setek bisa lebih pendek namun konsekuensinya akan berpengaruh
pada kecepatan berbuah.
·
Biarkan batang setek yang telah dipotong-potong
tersebut hingga getahnya mengering. Apabila langsung ditanam getah yang masih
basah bisa menyebabkan busuk batang. Untuk menghindari resiko serangan jamur
batang setek bisa di celupkan pada larutan fungisida.
·
Siapkan bedengan atau polybag untuk menanam
setek-setek tersebut. Untuk campuran tanah atau media tanamnya silahkan lihat
cara membuat media persemaian.
·
Siram bedengan atau polybag yang telah diisi
dengan media tanam. Kemudian tancapkan bagian yang runcing dari setek kedalam
media tanam sedalam 5 cm.
·
Berikan naungan atau sungkup untuk melindungi
setek tersebut. Lakukan penyiraman sebanyak 2-3 hari sekali.
·
Setelah 3 minggu, tunas pertama mulai tumbuh dan
naungan atau sungkup harus dibuka agar bibit mendapatkan cahaya matahari penuh.
·
Pemeliharaan bibit biasanya berlangsung hingga 3
bulan. Pada umur ini tinggi bibit berkisar 50-80 cm.
Persiapan budidaya buah
naga
Kebutuhan bibit untuk budidaya
buah naga seluas satu hektar sekitar 6000-1000 bibit. Jumlah bibit yang
diperlukan tergantung pada metode tanam dan pengaturan jarak tanam. Kali ini
alamtani membahas metode budidaya buah naga dengan tiang panjat tunggal. Dengan
sistem ini dibutuhkan tiang panjat sebanyak 1600 batang dengan kebutuhan bibit
tanaman sebanyak 6400 bibit per hektar.
a. Pembuatan tiang
panjat
Dalam budidaya buah naga tiang
panjat sangat diperlukan untuk menopang tumbuhnya tanaman. Tiang panjat
biasanya dibuat permanen dari beton. Bentuk tiangnya bisap pilar segi empat
atau silinder dengan diameter sekitar 10-15 cm.
Tinggi tiang panjat untuk
budidaya buah naga biasanya 2-2,5 meter. Tiang tersebut ditanam sedalam 50 cm
agar kuat berdiri. Di ujung bagian atas diberikan penopang berupa batang kayu
atau besi membentuk ‘+’. Kemudian tambahkan besi berbentuk lingkaran atau bisa
juga ban motor bekas. Sehingga bagian ujung atasnya berbentuk seperti stir
mobil.
Buatlah tiang panjat tersebut
secara berbaris, jarak tiang dalam satu baris 2,5 meter sedangkan jarak antar
baris 3 meter. Jarak ini juga sekaligus menjadi jarak tanam. Di antara barisan
buat saluran drainase sedalam 25 cm.
b. Pengolahan tanah
Setelah tiang panjat disiapkan,
buatlah lubang tanam dengan ukuran 60×60 cm dengan kedalaman 25 cm. Posisi
tiang panjat persis terletak ditengah-tengah lubang tanam tersebut.
Campurkan 10 kg pasir dengan
tanah galian untuk menambah porositas tanah. Tambahkan pupuk kompos atau pupuk
kandang yang telah matang sebanyak 10-20 kg. Tambahkan juga dolomit atau kapur
pertanian sebanyak 300 gram, karena buah
naga memerlukan banyak kalsium. Aduk bahan-bahan tersebut hingga merata.
Timbun kembali lubang tanam
dengan campuran media di atas. Kemudian siram dengan air hingga basah tapi
jangan sampai tergenang. Biarkan lubang tanam yang telah ditimbun kembali
tersinari matahari dan mengering.
Setelah 2-3 hari, berikan pupuk
TSP sebanyak 25 gram. Pemberian pupuk melingkari tiang panjat dengan jarak
sekitar 10 cm dari tiang. Biarkan selama kurang lebih 1 hari. Kini lubang tanam
siap untuk ditanami.
Penanaman bibit buah
naga
Untuk satu tiang panjat
dibutuhkan 4 bibit tanaman buah naga. Bibit ditanam mengitari tiang panjat,
jarak antar tiang panjat dengan bibit tanaman sekitar 10 cm. Bibit dipindahkan
dari bedeng penyemaian atau polybag. Gali tanah sedalam 10-15 cm, atau
disesuaikan dengan ukuran bibit. Kemudian bibit diletakkan pada galian tersebut
dan ditimbun dengan tanah sambil dipadatkan.
Setelah ke-4 bibit ditanam, ikat
batang bibit tanaman tersebut sehingga menempel pada tiang panjat. Lakukan
pengikatan setiap tanaman tumbuh menjulur sepanjang 20-30 cm. Pengikatan jangan
terlalu kencang untuk memberi ruang gerak pertumbuhan tanaman dan agar tidak
melukai batang.
Pemupukan dan perawatan
a. Pemupukan
Pada masa awal pertumbuhan pupuk
yang dibutuhkan harus mengandung banyak unsur nitrogen (N). Pada fase berbunga
atau berbuah gunakan pupuk yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalium (K).
Pemakaian urea tidak dianjurkan untuk memupuk buah naga, karena sering
mengakibatkan busuk batang.
Pemupukan dengan pupuk kompos
atau pupuk kandang dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 5-10 kg per
lubang tanam. Pada saat berbunga dan berbuah berikan pupuk tambahan NPK dan ZK
masing-masing 50 dan 20 gram per lubang tanam. Pada tahun berikutnya perbanyak
dosis pemberian pupuk sesuai dengan ukuran tanaman. Pupuk tambahan berupa pupuk
organik cair, pupuk hayati atau hormon perangsang buah bisa diberikan untuk
memaksimalkan hasil.
b. Penyiraman
Penyiraman bisa dilakukan dengan
mengalirkan air pada parit-parit drainase. Selain itu juga bisa menggunakan
gembor atau irigasi tetes. Sistem irigasi tetes lebih hemat air dan tenaga
kerja namun perlu investasi yang cukup besar.
Penyiraman dengan parit drainase
dilakukan dengan merendam parit selama kurang lebih 2 jam. Bila penyiraman
dilakukan dengan gembor, setiap lubang tanam disiram dengan air sebanyak 4-5
liter. Frekuensi penyiraman 3 kali sehari di musim kering, atau sesuai dengan
kondisi tanah.
Penyiraman bisa dikurangi atau
dihentikan ketika tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pengurangan atau
penghentian penyiraman bertujuan untuk menekan pertumbuhan tunas baru sehingga
pertumbuhan buah bisa maksimal. Penyiraman tetap dilakukan apabila tanah
terlihat kering dan tanaman layu karena kurang air.
c. Pemangkasan
Terdapat setidaknya tiga tipe
pemangkasan dalam budidaya buah naga, yakni pemangkasan untuk membentuk batang
pokok, pemangkasan membentuk cabang produksi dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan untuk membentuk
batang pokok dilakukan pada batang bibit tanaman. Tanaman yang baik memiliki
batang pokok yang panjang, besar dan kokoh. Untuk mendapatkan itu pilih tunas
yang tumbuh di bagian paling atas batang awal. Tunas yang tumbuh dibawahnya
sebaiknya dipotong saja.
Pemangkasan untuk membentuk
cabang produksi dilakukan pada tunas yang tumbuh pada batang pokok. Pilihlah 3-4
tunas untuk ditumbuhkan. Nantinya tunas ini akan menjadi batang produksi dan
tumbuh menjuntai ke bawah. Tunas yang ditumbuhkan sebaiknya yang ada di bagian
atas, sekitar 30 cm dari ujung atas.
Pemangkasan peremajaan dilakukan
terhadap cabang produksi yang kurang produktif. Biasanya sudah berbuah 3-4
kali. Hasil pangkasan peremajaan ini bisa dijadikan sumber bibit tanaman.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
pemangkasan adalah bentuk tanaman. Biasanya tanaman buah naga tumbuh tidak
teratur. Upayakan agar tunas-tunas yang dipilih bisa membentuk tanaman dengan
baik. Sehingga percabangan tidak terlalu rimbun dan batang yang ada dibawah
tajuk bisa terkena sinar matahari dengan maksimal.
Pemanenan
Tanaman buah naga berumur
panjang. Siklus produktifnya bisa mencapai 15-20 tahun. Budidaya buah naga
mulai berbuah untuk pertama kali pada bulan ke 10 hingga 12 terhitung setelah
tanam. Namun apabila ukuran bibit tanamannya lebih kecil, panen pertamanya bisa
mencapai 1,5-2 tahun terhitung setelah tanam. Produktivitas pada panen pertama
biasanya tidak langsung optimal.
Satu tanaman biasanya
menghasilkan 1 kg buah. Dalam satu tiang panjat terdapat 4 tanaman.
Berarti dengan jumlah tonggal 1600 dalam
satu hektar akan dihasilkan sekitar 6-7 ton buah naga sekali musim panen. Usaha
budidaya buah naga yang sukses bisa menghasilkan lebih dari 50 ton buah per
hektar per tahun.
Ciri-ciri buah yang siap panen
adalah kulitnya sudah mulai berwarna merah mengkilap. Jumbai buah berwarna
kemerahan, warna hijaunya sudah mulai berkurang. Mahkota buah mengecil dan
pangkal buah menguncup atau berkeriput. Ukuran buah membulat dengan berat
sekitar 400-600 gram.
SUMBER : http://alamtani.com/budidaya-buah-naga.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar